Kupandangi setiap sudut ruang kamar
Tak ada yang terlihat nyata
Semakin kupandangi baru aku menyadari
Di setiap sudut itu masih selalu ada debu berterbangan
Debu yang masih selalu tersisa setiap kali dibersihkan
Yang aku juga merasa debu itu selalu dibersihkan
Mencoba menyapu dunia di hati
Mengikis nafsu tersembunyi
Memeluk indahnya masa nan abadi
Akan janji-Mu yang pasti akan datang
Seakan aku telah menjadi manusia suci
Dan di situlah ada kesombongan hati
Yang akan menutup pintu-pintu yang akan kumasuki
Allah…
Selalu aku berjanji untuk menjadi hamba-Mu
Selalu aku bersihkan hati ini
Untuk menggapai kasih-Mu nan abadi
Untuk memeluk janji-Mu yang pasti
Dan aku
Seperti debu di setiap sudut ruangan
Yang dikitari dengan debu-debu tersembunyi
Namun istiqhfar setiap waktu
Kembali membasuh kotoran itu
Mengibaskan kegelapan dalam diri
Untuk mendapat jiwa yang suci
Tak ada debu yang tak bisa dibersihkan
Bermandilah dengan niat suci
Untuk selalu berjalan tegak, lurus dalam dirha_nya
Pintu-pintu itu kan membuka sendiri
Karena kau telah memegang kuncinya
Shalat fardu dan ibadah lain
Sucikan hati
Menjadi hamba_Nya yang suci
Bahagia kan abadi
Sejatinya bahagia untuk abadi
Abadi saat kembali pada_Nya
Jangan paksakan untuk bisa mengerti puisi orang lain, namun berusahalah bersikap wajar dan memahami orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar