Kamis, 26 Februari 2009

ANALOGI YANG MENGAGUMKAN : BUAT PARA PENCARI TUHAN

Dear All,

Mengutip postingan dari milis tetangga

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut
merapikan brewoknya.Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya
dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka
membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan
sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang," Saya tidak percaya Tuhan itu ada". "Kenapa
kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen. "Begini, coba Anda
perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk menyadari bahwa Tuhan
itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang
sakit??,

Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun
kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang
akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena
dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan
pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang
cukur.Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat
ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar
mlungker-mlungker- istilah jawa-nya", kotor dan brewok yang tidak
dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik
ke tempat tukang cukur dan berkata," Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA
TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang
begitu ??".

"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"
"Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika
ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan
brewokan seperti orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur. "
Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka
tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.
"Cocok!"-kata si konsumen menyetujui."

Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !,
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA,
dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan
tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong !!!!



Readmore »»

Rabu, 25 Februari 2009

TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI WUJUD PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Bahan simpanan...hehe apa hubungannya? Hasil download di internet...tanpa sentuhan edit sedikitpun....

Judul: TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI WUJUD PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): Trimo, S.Pd.,MPd.
Saya Dosen di IKIP PGRI Semarang
Topik: Total Quality Management
Tanggal: 8 Juli 2008

TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI WUJUD PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan kenyataan hidup telah ada. Hal itu muncul sebagai proses pemikiran ekonomi pada akhir abad ke-15 yang pada waktu itu sering terjadi kelaparan. Pada keadaan tersebut, kebutuhan pertama adalah meningkatkan produktivitas tanah.

Menurut pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang kemudian didukung oleh pihak lain. Walaupun teori para ahli pertanian ternyata tidak benar, namun intuisinya adalah benar. Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan dan menopang tenaga kerja yang diperlukan oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo 2002:216).

Dalam perubahan scenario, produktivitas memperoleh dimensi yang lebih besar sebagai proses yang menghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini merupakan hasil keyakinan bahwa terdapat perbedaan antara sarana kenikmatan hidup dan tingkat kenikmatan hidup yang diperoleh.

Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah (2000), mengatakan bahwa tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.

Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah (2000) membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembangan bahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan TQM sebagai wujud peningkatan mutu pendidikan?

B. PEMBAHASAN MASALAH

1. Paradigma TQM TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono & Diana 2001:4).

Tujuan utama TQM adalah untuk mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan

Manfaat utama penerapan TQM pada sektor publik adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai tambahan, manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan publik, perbaikan hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya, peningkatan akuntabilitas dan transparansi pemerintah serta peningkatan produktifitas dan efisiensi pelayanan publik (deliveri.com).

TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik sebagai berikut:

1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

4. Memiliki komitmen jangka panjang.

5. Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).

6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan.

7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

8. Memberikan kebebasan yang terkendali.

9. Memiliki kesatuan tujuan.

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Tjiptono & Diana 2001:5).

Prinsip-prinsip yang mempedomani TQM mencakup:
1) promosi lingkungan yang berfokus pada mutu,
2) pengenalan kepuasan pelanggan sebagai indikator kunci pelayanan bermutu dan
3) perubahan sistem, perilaku dan proses dalam rangka menjalankan perbaikan selangkah demi selangkah dan terus menerus terhadap barang dan pelayanan yang disediakan oleh sebuah organisasi (deliveri.com).

Lingkungan yang berfokus pada mutu adalah sebuah organisasi dimana pengadaan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan pelanggan dan dengan biaya terjangkau menjadi konsensus di kalangan anggota organisasi tersebut. Inti pendekatan semacam ini adalah tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan, yang dengan sendirinya menunjukkan efektifitas pelayanan.

Kunci untuk mengatasi tantangan tersebut di atas adalah mempromosikan perubahan pada sistem manajemen dan perilaku organisasi penyedia pelayanan. Hal ini mencakup membangun komitmen untuk perubahan, mempromosikan partisipasi semua pihak terkait dan memberdayakan tim kerja. Komitmen untuk merubah pendekatan organisasi dalam hal pengadaan pelayanan bermula dari tingkat manajer senior, tetapi perubahan itu sendiri dimanifestasikan oleh seluruh staf pada semua lapisan.

Agar TQM berhasil, maka baik klien maupun tim kerja harus menjadi mitra aktif dalam pengambangan pelayanan. Secara khusus, agar pelanggan puas maka staf harus memiliki keahlian yang dibutuhkan dan rasa memiliki terhadap pelayanan. Pegawai pada semua tingkatan harus bisa melatih keleluasaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik di dalam maupun di luar organisasi.

Di Indonesia, cakupan pengambilan keputusan pegawai negeri masih relatif kecil, karena mereka harus menunggu izin dari atasan mereka. Untuk berpindah dari lingkungan yang struktural dan hierarkis menuju ke pemberdayaan pegawai, perlu perubahan perilaku, ilmu dan pengetahuan baru yang cukup subtansial. Perubahan-perubahan struktural utama yang diperlukan untuk mendukung proses ini mencakup pengenalan dan penghargaan terhadap kreatifitas serta inovasi, pengenalan perbaikan yang progresif dan berlanjut serta mengadakan pelatihan untuk para staf secara terus menerus.

Urgensi pengadaan pelatihan dan pendidikan secara berkesinambungan tidak bisa dipandang remeh. Untuk mencipatakan tim kerja yang terberdayakan, maka semua orang dalam lingkungan TQM perlu mendapatkan kemampuan tambahan untuk mengembangkan proses dan kinerja. Pelatihan keahlian kerja yang spesifik harus disediakan dan diperbaharui terus menerus untuk merefleksikan proses yang telah berkembang.

Biasanya, tangapan awal terhadap TQM cukup positif, namun kerap hanya dalam bentuk dukungan verbal semata. Masalah mulai muncul ketika diperlukan dukungan aktif dari para manajer senior untuk menciptakan atmosfer yang kondusif, dimana staf bisa bereksperimen dan mempelajari pendekatan baru tanpa takut disalahkan, atau ketika terjadi tekanan untuk melaksanakan "proyek pesanan" (top-down).

Keadaan ini bisa menyempitkan ruang lingkup TQM dan membuatnya tidak bisa berjalan dalam jangka panjang. Dalam studi banding program TQM pada kantor-kantor Dinas diketahui bahwa tipe kepemimpinan sangat instrumental dalam menanggulangi masalah tersebut. Jika manajemen senior hanya memberikan dukungan verbal, maka staf akan merespon prinsip-prinsip TQM hanya di mulut saja. Sebaliknya, jika manajemen senior berpartispasi aktif dalam proses, maka akan terjadi perubahan kualitatif mengenai kinerja para staf (deliveri.com).

2. Kerangka Produktivitas

Untuk dapat mengungkap kinerja, hasil dan dampak lembaga pendidikan secara periodik dan teratur diperlukan adanya evaluasi, sehingga evaluasi tersebut sekaligus menjadi bagian dari manajemen pendidikan. Fakry Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan mengandung arti sebagai upaya yang terkoordinasikan secara sistematik dan sistemik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga mengandung arti segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai produktivitas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Produktivitas dalam arti teknis mengacu kepada derajat keefektifan, efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.

Berdasarkan pengertian teknis produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik, produktivitas diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas. Oleh karena itu mengukur tingkat produktivitas tidaklah mudah, di samping banyaknya variable, juga ukuran yang digunakan sangat bervariasi.

Secara khusus di bidang pendidikan formal, produktifitas sekolah ditentukan oleh tiga fungsi utama, yaitu
(1) fungsi administrator,
(2) fungsi psikologi, dan
(3) fungsi ekonomi.
Ketiga fungsi tersebut secara linier menentukan tinggi-rendahnya tingkat produktivitas sekolah (Fattah 2000).

Dengan demikian produktivitas organisasi secara lebih luas mengidentifikasikan keberhasilan dan atau kegagalan dalam menghasilkan suatu produk tertentu (barang atau jasa) secara kualitas dan kuantitas dengan memanfaatkan sumber-sumber dengan benar. Produktivitas merupakan criteria, pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok atau organisasi.

Gillmore seperti dikutip Fattah (2000), mendasarkan produktivitas pada tiga aspek, yaitu prestasi akademis, kreativitas, dan pemimpin. Seorang yang mempunyai intelegen tinggi sudah barang pasti mempunyai kecenderungan kreatif, berprestasi, dan akhirnya akan produktif. Oleh karena itu, baik secara individu maupun kelompok apabila berkarya sebaik-baiknya, merupakan landasan untuk mencapai produktivitas organisasi.

Pencapaian produktivitas yang tinggi ada kaitannya dengan kepuasan individu dan kelompok. Oleh karena itu, yang penting untuk meningkatkan produktivitas perlu diperhatikan perilaku manusia dan sosial dengan segala aspeknya. Dalam kaitan ini Mc. Gregor sangat yakin bahwa manajer akan mendapatkan manfaat besar, apabila menaruh perhatian pada kebutuhan social dan aktualisasi diri bawahannya.

Demikian juga Maslow tentang kebutuhan dasar yang bertingkat mulai kebutuhan fisiologi, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Semuanya itu perlu mendapat perhatian seorang manajer untuk memberi saluran, kesempatan sehingga meningkatkan produktivitas.

Kerangka produktivitas dalam selubung TQM dimaksudkan sebagai sasaran utama yang perlu dibidik oleh setiap penyelengara organisasi, tidak kecuali organisasi pendidikan. Hal ini lantaran focus utama dari penyelenggaraan pendidikan dan TQM adalah produktivitas. Dengan demikian keduanya memiliki visi dan missi yang sama dalam meningkatkan kinerja organsiasi.

C. PENUTUP

1. Simpulan

Input, proses, output dan outcomes merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat terwujud apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil secara instant, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan agar dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi.

2. Saran

Mewujudkan kondisi ideal di mana TQM dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasama seluruh komponen penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kendal. Dengan demikian produktivitas yang diharapkan sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan memaknai dan mengaplikasikan TQM.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

--------- 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gaffar, Fakry. 1989. Menghargai Pengabdian Guru. Bandung: University Press Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardjosoedarmo, Soewarso. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

http://www.deliveri.org/guidelines/policy/pg-6/pg-6summaryi.htm

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.
Saya Trimo, S.Pd.,MPd. setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .
CATATAN:
Artikel-artikel yang muncul di sini akan tetap di pertanggungjawabkan oleh penulis-penulis artikel masing-masing dan belum tentu mencerminkan sikap, pendapat atau kepercayaan Pendidikan Network.

Readmore »»

TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI PERANGKAT MANAJEMEN BARU UNTUK OPTIMISASI

Saya ijin copy paste untuk data jika sewaktu2 saya butuh lagi informasi tentang TQM... Tanpa editan sama sekali..materi masih asli dari penulis....


TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI PERANGKAT MANAJEMEN BARU UNTUK OPTIMISASI

Ketut Suardhika Natha
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar


ABSTRAK

Permasalahan optimalisasi bukanlah perkara yang mudah. Untuk meraih suatu peraihan
yang optimal, perusahaan berusaha sekuat tenaga dengan memberdayakan sumber daya yang
dimiliki. Secara matematis, nilai yang ingin diraih secara optimum oleh perusahaan, dirumuskan dengan nilai = total revenue – total cost. Secara nyata, pencapaian nilai yang optimal melibatkan berbagai macam strategi, yang tidak semata mata mengandalkan produk dan harga yang bernaung di bawah departemen pemasaran perusahaan, tetapi keseluruhan elemen dari perusahaan tersebut. Pendekatan Total Quality Management adalah salah satu upaya untuk meraih nilai yang optimal dengan melibatkan keseluruhan unsur perusahaan, di bawah satu visi bersama. Proses kerja yang lebih efektif dan efisien, diikuti oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan loyalitas dan daya juang yang tinggi, akan menghasilkan peningkatan kinerja yang berujung pada kepuasan konsumen.



THE TOTAL QUALITY MANAGEMENT AS A NEW MANAGEMENT
FRAMEWORK FOR OPTIMAZATION

ABSTRACT

The problem of optimization is not a simple task. Reaching the highest objective of the company which is optimum result or optimum profit, the company will bring all of its force including human resource and others, to battle in the war of business. Scientific calculation formulated the value that will be reached by the company is equal to value = total revenue – total cost. By the following days, in a real life, to reach optimum result, company will conduct certain strategies which are not only prizing and product strategy, but involving all divisions of the company. The Total Quality Management is the answer to reach the goal. Total Quality Management requires the strength of each company divisions, human resources and other resources working together under one vision. The result will be a good working life, a better product and satisfied costumers.

1. PENDAHULUAN mencapai nilai optimal, baik minimal Optimisasi ialah suatu proses untuk maupun maksimal tersebut, secara mencapai hasil yang ideal atau optimal sistimatis dilakukan pemilihan nilai (nilai efektif yang dapat dicapai). Dalam variabel integer atau nyata yang akan disiplin matematika optimisasi merujuk memberikan solusi optimal. Perusahaan pada studi permasalahan yang mencoba dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk mencari nilai minimal atau maksimal berusaha untuk mencapai laba yang dari suatu fungsi nyata. Untuk dapat optimum demi kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan perusahaan Manajemen. Hal ini merupakan rombakan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari dari keseluruhan elemen perusahaan dengan persamaan nilai = total revenue – total cost. satu visi bersama, sikap saling memiliki, Memaksimumkan persamaan tersebut dan kecintaan terhadap perusahaan.

Alur adalah perkara yang kompleks karena yang akan dicapai adalah sebagai berikut. mencakup faktor-faktor penentu Proses kerja yang efektif dan efisien penerimaan, biaya, dan tingkat diskonto diikuti oleh SDM yang berkompeten dan untuk setiap tahunnya pada masa yang akan memiliki loyalitas dan daya juang yang datang. Penerimaan total (TR) suatu tinggi. Berikutnya peningkatan kinerja dan perusahaan secara langsung ditentukan oleh berakhir pada kepuasan konsumen. Ketika jumlah produk yang dijual dan harga kepuasan konsumen tercapai akan terjadi jualnya sehingga sangatlah penting untuk peningkatan pembelian secara multiply memikirkan elemen bauran pemasaran dan mengingat konsumen adalah marketer bargaining power dalam hal harga. Hal ini produk yang baik dan meningkatkan total sebagai pembuktian bahwa sangat sulit bagi revenue.

manajemen untuk mengambil suatu keputusan manajerial untuk mencapai laba Total Quality Management optimal. Untuk keputusan sehari-hari teknik Perkembangan mutu terpadu pada optimisasi parsial sering digunakan, yang mulanya sebagai suatu sistem
lebih terfokus pada departemen-departemen perkembangan di Amerika Serikat. Buah yang ada di perusahaan. Di samping itu, pikiran mereka pada mulanya kurang penerapan teknik optimisasi parsial ini diperhatikan oleh masyarakat, khususnya nyatanya adalah teknik yang paling sering masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari digunakan. mereka merupakan pemegang kunci dalam Dewasa ini di tengah perkembangan pengenalan dan pengembangan konsep teknologi, menjamurnya perusahaan- mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka perusahaan baru, dan bermunculannya dalam manajemen terpadu telah dihargai di konsumen yang lebih kritis menimbulkan seluruh dunia.

Adapun konsep-konsep permasalahan baru bagi perusahaan dalam mereka tentang mutu terpadu secara garis hal optimisasi: besar dapat dikemukakan berikut ini.
(1) tuntutan konsumen terhadap barang

1. F.W. Taylor (1856-1915)
yang semakin bermutu
Seorang insiyur mengembangkan satu

(2) adanya tendensi kurangnya kesetiaan
seri konsep yang merupakan dasar dari
konsumen terhadap suatu produk
pembagian kerja (devision of work).

(3) kemampuan perusahaan pesaing
Analisis dengan pendekatan gerak dan
sebagai follower menyebabkan
waktu (time and motion study) untuk
keberanian mereka untuk mengadakan
pekerjaan manual memperoleh gelar
serangan terbuka dalam periklanan
“Bapak Manajemen Ilmiah” (The Father of
(4) persaingan harga yang mulai tidak
Scientific Management). Dalam bukunya
sehat
tersebut Taylor menjelaskan beberapa
Hal ini tentu saja sangat menyulitkan
elemen tentang teori manajemen, yaitu
perusahaan ketika hanya berkutat pada
sebagai berikut.
permainan harga dan produk mix.
- Setiap orang harus mempunyai tugas
Optimisasi yang diperlukan tentu saja tidak
yang jelas dan harus diselesaikan dalam
hanya melibatkan elemen produk mix yang
satu hari
bernaung di bawah manajer pemasaran,
- Pekerjaan harus memiliki peralatan yang
tetapi melibatkan keseluruhan elemen
standar untuk menyelesaikan tugas yang
perusahaan itu sendiri.
menjadi bagiannya.
Solusi terbaik untuk optimisasi
- Bonus dan intensif wajar diberikan
perusahaan dalam kondisi demikian
kepada yang berprestasi maksimal.
kerasnya persaingan serta semakin besarnya
konsumen power dalam membuat pilihan,
bahkan harga adalah Total Quality


- Penalti yang merupakan kerugian bagi - Only senior managers determine the
pekerjaan yang tidak mencapai sasaran market in which the firm will participate
yang telah ditentukan (personal loss). and what product or service will be
Taylor memisahkan perencanaan dari solved.
perbaikan kerja. Dengan demikian, dia Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan
memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab pimpinan secara aktif tidak mungkin
untuk memperbaiki kerja. tercapai manajemen mutu terpadu.

2. Shewart (1891-1967) 4. Prof. Juran
Seorang ahli statistik yang bekerja pada Ia mengunjungi Jepang pada tahun
“Bell Labs” selama periode 1920-1930. 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan
Dalam bukunya The Economic Control of Jepang di dalam menstrukturisasi industri
Quality Manufactured Products, diperoleh sehingga mampu mengekspor produk ke
suatu kontribusi yang menonjol dalam pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk
usaha untuk memperbaiki mutu barang mempraktikkan konsep mutu dan alat-alat
hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa yang dirancang untuk pabrik ke dalam
variasi terjadi pada setiap segi pengolahan suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi dan variasi dapat dimengerti melalui suatu “management process” yang terpadu.
penggunaan alat statistik yang sederhana. Juran mendemonstrasikan tiga proses
Sampling dan probabilitas digunakan untuk manajerial untuk mengelola keuangan suatu
membuat control chart untuk memudahkan organisasi yang dikenal dengan trilogi
para pemeriksa mutu, untuk memilih Juran, yaitu finance planning, financial
produk mana yang memenuhi mutu dan control, financial improvement. Adapun
tidak. Penemuan Shewhart sangat menarik perincian trilogi itu sebagai berikut.
bagi Deming dan Juran, yaitu kedua sarjana - Quality planning, yaitu suatu proses yang ahli dalam bidang statistik. mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan

3. Edward Deming jasa dengan karakteristik yang tepat dan
Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D. kemudian mentransfer pengetahuan ini ke
pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah seluruh kaki tangan perusahaan guna
memberikan pelajaran tentang pengendalian memuaskan pelanggan.
mutu secara statistik kepada para insinyur - Quality control, yaitu suatu proses di
bukan kepada para manajer yang mana produk benar-benar diperiksa dan
mempunyai wewenang untuk memutuskan. dievaluasi, dibandingkan dengan
Katanya “Quality is not determined on the kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan
shop floor but in the executive suite”. Pada para pelanggan. Persoalan yang telah
1950 beliau diundang oleh “The Union to diketahui kemudian dipecahkan, misalnya
Japanese Scientists and Engineers (JUSE)” mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
untuk memberikan ceramah tentang mutu. - Quality improvement, yaitu suatu proses
Pendekatan Deming dapat disimpulkan di mana mekanisme yang sudah mapan
sebagai berikut. dipertahankan sehingga mutu dapat - Quality is primarily the result of senior dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi management actions and not the results of alokasi sumber-sumber, menugaskan actions taken by workers.

orang-orang untuk menyelesaikan proyek
- The system of work that determines how mutu, melatih para karyawan yang
work is performed and only managers can terlibat dalam proyek mutu, dan pada
create system. umumnya menetapkan suatu struktur
- Only manager can allocate resources, permanen untuk mengejar mutu dan
provide training to workers, select the mempertahankan apa yang telah dicapai
equipment and tools that worekers use, sebelumnya.
and provide the plant and environment Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekadar
necessary to achieve quality. menggambarkan secara singkat saja. Masih
banyak sarjana di bidang mutu yang tidak sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang memberikan manfaat pada anggota
jelas para sarjana tersebut sependapat organisasi (sumber daya manusianya) dan
bahwa konsep “pentingnya perbaikan mutu masyarakat
secara terus-menerus bagi setiap produk TQM juga diterjemahkan sebagai
walaupun teknik yang diajarkan berbeda- pendekatan berorientasi pelanggan yang
beda”. Kini sampailah pada pengertian memperkenalkan perubahan manajemen
mutu yang diambil dari “America Society yang sistematik dan perbaikan terus
for Quality Control” yang mengatakan menerus terhadap proses, produk, dan
Quality is the totality of features and pelayanan suatu organisasi. Proses TQM
characteristics of a product or service that memiliki input yang spesifik (keinginan, bear on its ability to satisty stated of kebutuhan, dan harapan pelanggan), implied needs (Kotler : 1994). Definisi di mentransformasi (memproses) input dalam atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk organisasi untuk memproduksi barang atau bermutu kalau dapat memuaskan para jasa yang pada gilirannya memberikan
pelanggan yang mengkonsumsi produk kepuasan kepada pelanggan (output). tersebut.

Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara
2. DELAPAN DIMENSI MUTU terus-menerus. Dengan demikian, juga
Dalam hal kualitas dianggap layak, Quality Management sendiri yang harus
maka diperlukan suatu produk untuk dapat dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak
memenuhi dimensi-dimensi berikut ini. tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu
1. Performa: seberapa cocok produk itu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan
digunakan sesuai dengan fungsi Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji
pemenuhan kebutuhannya Kobayashi, salah satu CEO of NEC,
2. Features: konten dari produk yang diklaim sebagai orang pertama yang
membedakannya dari produk lain mempopulerkan TQM, yang dia lakukan
3. Reliabilitas: seberapa lama produk itu pada saat memberikan pidato pada
dapat bertahan dari kerusakan pemberian penghargaan Deming prize di
4. Conformance: sejauh mana produk tahun 1974 (Deming prize, established in
dapat dikembangkan oleh konsumen itu December 1950 in honor of W. Edwards
sendiri. Deming, was originally designed to reward
5. Durabilitas: seberapa lama produk Japanese companies for major advances in
dapat digunakan sampai benar benar quality improvement. Over the years it has
tidak dapat dipakai lagi grown, under the guidance of Japanese
6. Serviceability, speed, cost, ease to Union of Scientists and Engineers (JUSE)
repair: ada tidaknya servis center dan to where it is now also available to non-
seberapa banyak biaya yang Japanese companies, albeit usually
dikeluarkan konsumen untuk itu. operating in Japan, and also to individuals
7. Esthetic: nilai keindahan dari produk, recognised as having made major
termasuk dalam definisi ini adalah contributions to the advancement of
tampilan fisik produk quality.)
8. Percieved quality: kesan yang Banyak perusahaan Jepang yang
membekas dari produk pada pemikiran memperoleh sukses global karena
konsumen memasarkan produk yang sangat bermutu.
Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti
3. DEFINISI MANAJEMEN MUTU perlombaan/ bersaing untuk meraih
TERPADU laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali
ISO: TQM adalah pendekatan harus menerapkan Total Quality
manajemen pada suatu organisasi, berfokus Management. Philip Kolter (1994)
pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi mengatakan “Quality is our best assurance
dari keseluruhan sumber daya manusia dan of custemer allegiance, our strongest
ditujukan pada kesuksesan jangka panjang defence against foreign competition and the
melalui kepuasan pelanggan dan only path to sustair growth and earnings”.

Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat Alat ini merupakan suatu alat
langkah, yaitu sebagai berikut. interpretasi yang dapat digunakan untuk
- Kaizen: difokuskan pada improvisasi memilih gagasan dan pemecahan
proses berkelanjutan (continuous masalah di antara beberapa alternatif.
Improvement) sehingga proses yang 5. Analisis tulang ikan
terjadi pada organisasi menjadi visible Analisis tulang ikan (juga dikenal
(dapat dilihat), repeatable (dapat sebagai diagram sebab-akibat)
dilakukan secara berulang-ulang), dan merupakan alat analisis, antara lain
measurable (dapat diukur). untuk mengkategorikan berbagai sebab
- Atarimae Hins hits u: berfokus pada efek potensial dari suatu masalah dan
intangible pada proses dan optimisasi dari menganalisis apa yang sesungguhnya
efek tersebut. terjadi dalam suatu proses.
- Kansei: meneliti cara penggunaan produk 6. Penilaian kritis
oleh konsumen untuk peningkatan Penilaian kritis adalah alat bantu
kualitas produk itu sendiri. analisis yang dapat digunakan untuk
- Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis memeriksa setiap proses manufaktur,
yang digunakan dalam produk yang siap perakitan, atau jasa. Alat ini membantu
untuk diperdagangkan. kita untuk memikirkan apakah proses
Penerapan Total Quality Management itu memang dibutuhkan, tepat, dan
dipermudah oleh beberapa piranti, yang apakah ada alternatif yang lebih baik.
sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini 7. Benchmarking
membantu kita menganalisis dan mengerti Benchmarking adalah proses
masalah-masalah serta membantu membuat pengumpulan dan analisis data dari
perencanaan. organisasi kita dan dibandingkan
Delapan alat TQM yang diuraikan adalah dengan keadaan di dalam organis asi
sebagai berikut. lain. Hasil dari proses ini akan menjadi
1. Curah pendapat (sumbang saran) - patokan untuk memperbaiki organisasi
Brainstorming kita secara terus menerus. Tujuan
Curah pendapat adalah alat benchmarking adalah bagaimana
perencanaan yang dapat digunakan organisasi kita bisa dikembangkan
untuk mengembangkan kreativitas sehingga menjadi yang terbaik.
kelompok. Curah pendapat dipakai, 8. Diagram analisa medan daya (bidang
antara lain untuk menentukan sebab- kekuatan)
sebab yang mungkin dari suatu masalah Diagram medan daya merupakan suatu
atau merencanakan langkah-langkah alat analisis yang dapat digunakan,
suatu proyek. antara lain untuk mengidentifikasi
2. Diagram alur (bagan arus proses) berbagai kendala dalam mencapai suatu
Bagan arus proses adalah satu alat sasaran dan mengidentifikasi berbagai
perencanaan dan analisis yang sebab yang mungkin serta pemecahan
digunakan, antara lain untuk menyusun dari suatu masalah atau peluang.
gambar proses tahap demi tahap untuk Syarat syarat pelaksanaan TQM dalam
tujuan analisis, diskusi, atau suatu perusahaan adalah sebagai berikut.
komunikasi dan menemukan wilayah- 1. Setiap perusahaan/organisasi harus
wilayah perbaikan dalam proses. secara terus meneurus melakukan
3. Analisis SWOT perbaikan mutu produk dan pelayanan
Analisis SWOT adalah suatu alat sehingga dapat memuaskan para
analisis yang digunakan untuk pelanggan.
menganalisis masalah-masalah dengan 2. Memberikan kepuasan kepada pemilik,
kerangka Strengths (kekuatan), pemasok, karyawan, dan para
Weaknesses (kelemahan), pemegang saham.
Opportunities (peluang), dan Threats 3. Memiliki wawasan jauh ke depan
(ancaman). dalam mencari laba dan memberikan
4. Ranking preferensi kepuasan.

Readmore »»

Total Quality Manajemen (TQM)

MATERI berikut tanpa sentuhan editan dari Yesi...
Berawal dari download cari data tentang TQM... makanya disimpan aja biar sewaktu2 butuh kan bisa langsung di copy paste di sini.

Penulis asli materi ini Yesi tampilkan dengan jelas di bawah....

Key word: Total Quality Management, education

I. Pendahuluan

Perkembangan masyarakat yang semakin kompetitif menuntut setiap orang untuk
berkompetisi secara sehat. Demikian halnya dengan sebuah lembaga – termasuk lembaga pendidikan – kompetisi untuk merebut pasar menuntut setiap lembaga untuk mengedepankan kualitas dalam proses manajerialnya dan pembelajarannya. Dalam kaitannya dengan persoalan kualitas ini, sekarang telah berkembang sebuah pendekatan, khususnya dalam proses menejerial, yaitu apa yang disebut Total Quality Manajemen (TQM).

TQM dapat digunakan untuk ....


menggambarkan dua gagasan yang agak berbeda tetapi saling berkaitan. Pertama, adalah filsafat perbaikan terus menerus. Kedua, arti yang saling berkaitan menggunakan TQM untuk menggambarkan alat dan teknik, seperti brainstorming dan analisis lapangan, dimana digunakan untuk meletakkan perbaikan kualitas ke dalam tindakan. TQM baik dalam konteks pikiran ataupun aktivitas praktis – merupakan sikap dari pikiran dan metode perbaikan terus menerus1.
Tulisan ini akan memaparkan seputar pendekatan Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan. Secara sistematis, pemaparan akan difokuskan pada beberapa aspek, atara lain; pengertian dan beberapa pandangan mengenai Total Quality Management (TQM), TQM dalam pendidikan, implementasi TQM dalam pendidikan.

II. Pengertian dan Beberapa Pandangan Tentang TQM
Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), kualitas terpadu (Total Quality) dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

A. Kualitas (Quality)
Istilah kualitas menjadi menderita karena sering digunakan untuk menggambarkan lambang-lambang seperti; kecantikan, kebaikan, kemahalan, kesegaran dan di atas semua itu, kemewahan. Karena itu, kualitas menjadi konsep yang sulit dimengerti dan hampir tidak mungkin ditangani. Bagaimana mungkin menangani sesuatu yang tidak jelas dan mempunyai arti demikian banyak2.
Kualitas (quality) sering disama artikan dengan mutu. Kualitas sebenarnya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, sampai sekarang, baik di dunia industri barang atau industri jasa, belum ada definisi yang sama tentang kualitas. Goetsch dan Davis mengibaratkan bahwa kualitas itu seperti halnya pornografi, yaitu sulit didefinisikan, tetapi fenomenanya atau tanda-tandanya dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan nyata3.
Setiap orang dan organisasi memiliki pengertian kualitas yang berbeda-beda. Misalnya Fred Smith, CEO General Expres mengartikan kualitas adalah kinerja standar yang diharapkan oleh pemakai produk atau jasa (customer). Menurut General Servis Administration (GSA) kualitas adalah pertemuan kebutuhan customer pada awal mula dan setiap saat. Sementara menurut W. Edward Deming, salah seorang pioner kualitas menyatakan bahwa kualitas itu memiliki banyak kriteria yang selalu berubah. Namun demikian, definisi kualitas yang diterima secara umum mencakup elemen-elemen berikut
:
1) mempertemukan harapan pelanggan (customer),
2) menyangkut aspek produk, servis, orang, proses dan lingkungan, dan
3) kriteria yang selalu berkembang yang berarti bahwa sebuah produk sekarang termasuk berkualitas, tetapi di lain waktu mungkin tidak lagi berkualitas. Jadi, kualitas adalah sesuatu yang dinamis yang selalu diasosiasikan dengan produk, servis, orang, proses, dan lingkungan
4. Menurut Edward Sallis, kualitas itu memang sesuatu yang tarik menarik antara sebagai konsep yang absolut dan relatif. Namun, ia menegaskan bahwa kualitas sekarang ini lebih digunakan sebagai konsep yang absolut. Karena itu, kualitas mempunyai kesamaan arti dengan kebaikan, keindahan, dan kebenaran; atau keserasian yang tidak ada kompromi. Standar kualitas itu meliputi dua, yaitu; kualitas yang didasarkan pada standar produk/jasa; dan kualitas yang didasarkan pada pelanggan (customer). Kualitas yang didasarkan pada produk/jasa, memiliki beberapa kualifikasi5:
1) sesuai dengan spesifikasi,
2) sesuai dengan maksud dan kegunaannya,
3) tidak salah atau cacat, dan
4) benar pada saat awal dan selamanya.

Sementara itu, kualitas yang didasarkan pada customer, mempunyai kualifikasi;
1) memuaskan pelanggan (costomer satisfaction),
2 melebihi harapan pelanggan, dan
3) mencerahkan pelanggan6.

Prinsipnya, tiga guru kualitas, yaitu Philip Crosby, Edward Deming dan Joseph Juran menyatakan bahwa komitmen yang harus dibangun dalam setiap diri terhadap kualitas adalah pemahaman bahwa : Pertama, kualitas merupakan kunci ke arah program yang berhasil. Kurang perhatian terhadap kualitas akan mengakibatkan kegagalan dalam jangka panjang. Kedua, perbaikan-perbaikan kualitas menuntut komitmen menajemen sepernuhnya untuk dapat berhasil. Komitmen kepada kualitas ini harus terus-menerus. Ketiga, perbaikan kualitas adalah kerja keras. Tidak ada jalan pintas atau perbaikan cepat. Menuntut perbaikan budaya bagi organisasi secara keseluruhan. Keempat, perbaikan kualitas menuntut banyak pelatihan. Kelima, perbaikan kualitas menuntut keterlibatan semua karyawan secara aktif, dan komitmen mutlak dari manajemen senior7.

Menurut Crosby, kemutlakan bagi kualitas adalah:
1) kualitas harus disesuaian sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan, bukan sebagai kebaikan, juga bukan keistimewaan,
2) sistem untuk menghasilkan kualitas adalah pencegahan bukan penilaian,
3) standar kerja harus tanpa cacat, bukan “cukup mendekati tanpa cacat”,
4) pengukuran kualitas merupakan harga ketidaksesuaian, bukan pedoman. Karena itu, menurut tokoh yang sangat terkemuka dengan gagasan kualitas ini, bahwa manajemen adalah penyebab setidak-tidaknya 80 % masalah-masalah kualitas di dalam organisasi. Karena itu, satu-satunya jalan memperbaikinya adalah melalui kepemimpinan manajemen. Crosby memberikan “vaksin kualitas” (Quality vaccine), yaitu: 1) Tujuan: manajemen merupakan satu-satunya alat yang akan mengubah citra organisasi, 2) pendidikan: membantu semua komponen organisasi mengembangkan satu pengertian umum tentang kualitas dan memahami peran mereka masing-masing di dalam proses perbaikan kualitas, 3) penerapan: membimbing dan mengarahkan program perbaikan8.
B. Kualitas Terpadu (Total Quality)
Tidak berbeda dengan definisi kualitas, bahwa definisi kualitas terpadu (total) juga memiliki pengertian yang bermacam-macam. Menurut Departemen Pertahanan Amerika, kualitas terpadu itu mencakup aktivitas perbaikan secara terus menerus yang melibatkan semua orang di dalam organisasi, baik manajer maupun semua staf-stafnya dalam berusaha secara terintegrasi mencapai kinerja yang terus meningkat pada setiap tingkatan9.
Jadi, kualitas terpadu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan untuk melakukan sesuatu yang berusaha untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif organisasi melalui perbaikan terus menerus dalam hal produk, servis, orang, proses dan lingkungannya.

Secara sistematis, kualitas total memiliki karakteristik berikut sebagai berikut10:
1) dasar-dasar yang strategis,
2) fokus pada pelanggan (internal dan eksternal),
3) obsesi dengan kualitas,
4) pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan memecahkan masalah,
5) komitmen jangka panjang,
6) kerja tim,
7) perbaikan proses secara kontinyu, pendidikan dan pelatihan,
9) kebebasan yang terkontrol,
10) kesatuan tujuan, dan 11) pelibatan dan pemberdayaan tenaga.

C. Total Quality Management (TQM)
Pengertian kulitas terpadu seperti di atas, memberikan kerangka yang jelas bahwa hakekat Total Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu sebenarnya adalah filosofi dan budaya (kerja) organisasi (phylosopy of management) yang berorentasi pada kualitas. Tujuan (goal) yang akan dicapai dalam organisasi dengan budaya TQM adalah memenuhi atau bahkan melebihi apa yang dibutuhkan (needs) dan yang diharapkan atau diinginkan (desire) oleh pelanggan11.
Dengan demikian, TQM dapat diartikan sebagai pengelolaan kualitas semua komponen (stakehorder) yang berkepentingan dengan visi dan misi organisasi. Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah pembebanan ataupun pemeriksaan. Tetapi, TQM adalah lebih dari usaha untuk melakukan sesuatu yang benar setiap waktu, daripada melakukan pemeriksaan (cheking) pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan. TQM bukan bekerja untuk agenda orang lain, walaupun agenda itu dikhususkan untuk pelanggan (customer) dan klien. Demikian juga, TQM bukan sesuatu yang diperuntukkan bagi menajer senior dan kemudian melewatkan tujuan yang telah dirumuskan12.

“Total” dalam TQM adalah pelibatan semua komponen organisasi yang berlangsung secara terus-menerus. Sementara “manajemen” di dalam TQM berarti pengelolaan setiap orang yang berada di dalam organisasi, apapun status, posisi atau perannya. Mereka semua adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya13. Senada dengan pengertian ini, Lesley dan Malcolm menyatakan bahwa dalam TQM, maka semua fungsionaris organisasi, tanpa kecuali dituntut memiliki tiga kemampuan, yaitu : Pertama, mengerjakan hal-hal yang benar. Ini berarti bahwa hanya kegiatan yang menunjang bisnis demi memuaskan kebutuhan pelanggan yang dapat diterima. Kegiatan yang tidak perlu maka jangan dilanjutkan lagi. Kedua, mengerjakan hal-hal dengan benar. Ini berarti bahwa semua kegiatan harus dijalankan dengan benar, sehingga hasil kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ketiga, mengerjakan hal-hal dengan benar sejak pertama kali setiap waktu. Hal ini dilandasi dengan dasar pemikiran untuk mencegah kesalahan yang timbul. Prinsipnya, menurut Lesley dan Malcolm, TQM itu merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas, yang memiliki motto: Do the right think, first time, every time, yaitu “kerjakan sesuatu yang benar dengan benar, sejak pertama kali, setiap waktu”14

Goetsch dan Davis memberikan beberapa karakteristik manajemen kualitas : 1) komitmen total pada peningkatan nilai secara kontinyu terhadap customer, investor dan tenaga (staf), 2) lembaga memahami dorongan pasar yang mengartikan kualitas bukan atas dasar kepentingan organisasi tetapi kepentingan customer, dan 3) komitmen untuk memimpin orang dengan perbaikan dan komunikasi terus-menerus15.

Prinsipnya, TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Karena itu, TQM memiliki beberapa karakteristik:
1) fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal,
2) memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas,
3) mengggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, 4) memiliki komitmen jangka panjang,
5) membutuhkan kerja sama tim (teamwork),
6) memperbaiki proses secara berkesinambungan,
7) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan kebebasan yang terkendali, 9) memiliki kesatuan tujuan,
10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan16.

Lebih lanjut, Fandy Ciptono dan Anastasia menjelaskan bahwa prinsip dan unsur pokok dalam TQM , sebagai berikut17:

Pertama, kepuasan pelanggan. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas itu ditentukan oleh pelanggan (internal maupun eksternal). Kepuasan pelanggan harus dipenuhi dalam segala aspek, termasuk harga, keamanan, dan ketepatan waktu.

Kedua, respek terhadap setiap orang. Setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas tersendiri yang unik. Dengan begitu, setiap karyawan dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling bernilai. Karena itu, setiap karyawan dalam organisasi diperlakukan secara baik dan diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, berbartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

Ketiga, manajemen berdasarkan fakta. Organisasi berorientasi pada fakta. Artinya bahwa setiap keputusan organisasi harus didasarkan pada data, bukan pada perasaan (feeling).

Dua konsep pokok berkait dengan fakta;
1) prioritisasi (prioritization), yaitu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakaukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Dengan demikian, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

2) variasi (variation), atau variabilitas kinerja manusia. Data dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
Keempat, perbaikan berkesinambungan. Perbaikan berkesinambungan merupakan hal yang penting bagi setiap lembaga. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan, do, check, act).

III. TQM Dalam Pendidikan

Bersamaan dengan perkembangan masyarakat yang kian kompetitif, maa organisasi pendidikan dituntut mampu memberikan atau mengasilkan produk yang berkualitas. Produk di organisasi pendidikan utamanya berbentuk jasa.

Dalam konteks ini, jasa sebagai produk layanan dalam organisasi pendidikan yang memenuhi kualitas atau mutu dapat dilihat dari beberapa aspek berikut;
1) komunikasi (communication, yaitu komunikasi antara penerima jasa dengan pemberi jasa,
2) kredibilitas (credibility), yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa,
3) keamanan (security), yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan,
4) pengetahuan kustomer (knowing the customer), yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa,
5) standar (tangibles, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada kustomer harus dapat diukur atau dibuat standarnya,
6) reliabilitas (realiability), yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa dalam memenuhi janji para penerima jasa,
7) tanggapan (responsivenerss), yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima jasa, kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan setiap orang dalam organisasi untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa,
9) akses (access), yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak penerima jasa.
10) tata krama (courtesy), yaitu kesopanan, espek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan personel.

Sementara itu, kualitas jasa juga memiliki beberapa sifat atau karakteristik, antara lain;
1) subyektif,
2) umumnya berukuran afektif,
3) mengutamakan kepemerhatian,
4) terdiri dari non-materi – bisa berupa reputasi, sikap, tata krama, dan lain-lain, 5) tidak dapat dihitung secara kuantitatif, tetapi hanya bisa diyakini, dipercaya dan sebagainya18.

Menurut Sallis produk berupa jasa memiliki perbedaan dengan barang. Produk jasa memiliki beberapa persyaratan, antara lain19:
1. Kontak langsung antara pemberi dan penerima jasa. Jasa biasanya diberikan secara langsung dari orang ke orang. Kualitas jasa juga ditentukan oleh orang yang mengirim dan menrima jasa tersebut.
2. Waktu merupakan elemen dari kualitas jasa. Jasa harus tepat waktu. Karena jasa selalu digunakan pada saat jasa itu diberikan, maka pengawasan kualitas dengan cara pengawasan selalu dinilai terlambat. Dalam konteks ini, interaksi personal merupakan hal yang memungkinkan adanya kesempatan untuk memberikan umpan balik dan evaluasi secara langsung. Hal ini adalah alat utama untuk menilai apakah konsumen itu puas atau tidak.
3. Bila terjadi “cacat” tidak dapat diperbaiki, karena jasa diterima langsung oleh pelanggan.
4. Tidak kasat mata (intangible), baik bentuk maupun kualitasnya. Dalam pemenuhan jasa, proses dinilai lebih penting daripada produk. Biasanya jasa langsung diberikan oleh pekerja yunior (pemula) kepada pelanggan. Karena itu, kualitas jasa sangat ditentukan oleh kualitas tenaga yunior itu. Di sinilah urgensi pengembangan dan pelatihan sebagai faktor yang penting untuk tetap mempertahankan kualitas.
5. Sulit diukur dengan keberhasilan (output dan produktifitasnya).
6. Kepuasan yang bisa menjadi indikator.
1. Karena itu, jasa yang diberikan oleh institusi pendidikan adalah pengajaran (tuition), penilaian atau pengujian (assessment) dan bimbingan (guidance) yang diberikan kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, sponsor dan lain-lain18.

IV. Implementasi TQM Dalam Pendidikan

Insitusi yang efektif memerlukan strategi yang kuat dan maksud tertentu untuk menghadapi suasana kompetitif dan orientasi di masa depan.

Untuk menjadi efektif di dalam masa sekarang, intitusi memerlukan proses pengembangan strategi kualitas, antara lain20;

1) misi yang jelas dan tertentu,
2) menfokuskan kustomer secara jelas,
3) strategi untuk pencapaian missi,
4) pelibatan semua kustomer, baik internal maupun eksternal, di dalam pengembangan strategi,
5) penguatan staff dengan menggerakkan penghalang dan bantuan untukmembuat konstribusi maksimal terhadap institusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif,
6) penilaian dan evaluasi ke-efektifan insitusi menghadapi tujuan yang diharapkan oleh kustomer.

Untuk memulai mengimplementasikan manajemen kualitas total adalah sebuah tugas yang sulit. Terdapat sejumlah langkah yang simple dan penting untuk mengimplementasikan TQM dalam pendidikan, yaitu sebagai berikut21:

1. Kepemimpinan dan komitmen terhadap kualitas harus datang dari atas
“Hukum besi” dari kualitas. Semua model kualitas menekankan bahwa tanpa dorongan dari manajer senior inisiatif kualitas tidak akan berlangsung lama. Pendidikan tidak terkecuali belaku juga hukum besi. Pimpinan sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan terus-menerus dan memimpin jalan sambil mendorong kepala sekolah, wakil kepela sekolah dan supervisor lain untuk melakukan usaha secara serius.

2. Menyenangkan kustomer
Ini dicapai dengan kerja keras secara kontinyu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan kustomer. Kebutuhan kustomer diditentukan oleh pencarian secara reguler pandangan mereka. Terdapat bermacam-macam metode dari pekerjaan ini, seperti – memfokuskan kelompok, kuesioner, kelompok penasehat, hari yangterbuka dan percakapan informal dengan orang-orang.

3. Menunjuk fasilitator berkualitas
Pengabaian terhadap posisi aktual dari seseorang di dalam hirarkhi adalah penting bahwa fasilitator yang ditunjuk harus melaporkan secara langsung kepada kepala sekolah. Ini adalah pertangung jawaban dari fasilitator untuk mempublikasikan program dan mengarahkan kelompok pengarah yang berkualitas di dalam pengembangan program yang berkualitas.

4. Membentuk kelompok pengarah yang berkualitas
Kelompok ini harus mewakili kepentingan dan harus memiliki perwakilan dari tim nanajer senior. Peranannya adalah untuk mendorong dan membantu proses perbaikan kualitas. Baik sebagai pusat gagasan ataupun inisiator proyek.

5. Mengangkat koordinator yang berkualitas
Ini berguna di dalam banyak inisiatif untuk memiliki orang-orang yang punya waktu untuk melatih dan penasehat orang lain.

6. Mengadakan seminar manajemen senior
Untuk mengevaluasi perkembangan. Tim manajemen senior tidak akan komit terhadap proses kalau mereka mengatakan dengan baik tentang filsafat dan metode. Ini penting untuk membangun tim manajemen senior yang sehat dan teritegrasi secara baik.

7. Menganalisa dan mendiagnosis situasi terkini
Alat untuk melakukan analisa telah dibicarakan dalam bab 11 tentang perencanaan strategis untuk kualitas. Ini penting dan tidak harus disepelekan karena memberikan arah dari proses secara keseluruhan. Semua institusi perlu menjadi jelas kemana mereka akan berjalan.

8. Menggunakan model di tempat lain yang telah berkembang
Ini dapat diadaptasi dari pekerjaan dari seorang “guru” berkualitas, model pendidikan secara khusus, atau satu perusahaan lokal yang bisa diadaptasi.

9. Menempatkan konsultan eksternal

Ini mulai sangat popular pada perusahaan industri, khususnya yang menerapkan BS5750 atau ISO9000. Ini tidak mungkin menjadi jalan popular di dunia pendidikan karena konsultansi itu mahal dan hadiah dari Departemen Perdagangan dan Industri tidak memungkinkan untuk pendidikan. Tetapi banyak institusi dengan partner industri bisa memperoleh nasehat tanpa biaya. Konsultan dapat digunakan di dalam satu dari empat jalan utama: Pertama, mereka dapat memberikan pertimbangan dan petunjuk tim manajemen senior. Kedua, berperan di dalam pelatihan. Uang perlu untuk melaksanakan sebuah training. Trainers eksternal yang telah ahli dapat mencapai syarat-syarat yang besar dari instruksi dan peningkatan kesadaran di dalam melakukan audit formal, penilaian dan evaluasi.

10. Memulai training staf tentang kualitas
Pengembangan staf dapat dilihat sebagai jalan penting untuk membangun kesadaran dan pengetahuan yang berkualitas. Hal ini dapat menjadi kunci agen perubahan strategis untuk pengembangan budaya berkualitas. Ini juga penting di dalam tahap awal implementasi bahwa setiap orang di latih di dalam dasar-dasar TQM. Staf perlu pengetahuan banyak mengenai alat-alat kunci termasuk pembentukan teamwork, metode evaluasi, problem solving dan eknik pemecahan masalah. Menurut Tom Peter, di dalam Thriving on Chaos, menyatakan bahwa manajemen di masa depan akan mengalir melalui penguatan visi dan nilai-nilai yang saling bertemu. Karena itu, training adalah kesempatan besar untuk menanamkan dan menegaskan nilai-nilai organisasi. (lihat Peter, 1987, hal. 324-8)

11. Mengkomunikasikan pesan-pesan kualitas
Strategi, relevansi dan kegunaan dari TQM perlu terkomunikasikan secara efektif. Terdapat banyak sekali kesalahpahaman seputar tujuan dari kualitas. Sifat alamiah jangka panjang dari program perlu dibuat jelas. Pengembangan staf, training dan pembangunan tim adalah beberapa dari jalan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

12. Menerapkan peralatan dan teknik berkualitas melalui pengembangan kelompok kerja secara efektif
Pendekatan ini memfokuskan pada upaya mendapatkan sesuatu yang dilakukan untuk mencapai kesuksesan sejak awal. Ini memfokuskan pada sesuatu bahwa institusi mengetahui harus melakukan perbaikan, dan menyeleksi alat-alat yang benar untuk mengontrolnya. Memulai proses TQM dengan menangani pokok problem dengan menghindari kelumpuhan TQM. Tatkala menata tim aksi perbaikan atau kelompok tugas adalah penting untuk mengenal bahwa banyak isu daapat hanya dikontrol dengan tim perbaikan lintas organisasi. Ada beberapa kemungkinan baik menata seperti kelompok ad hoc, memberikan ringkasan untuk menangani problem khusus menurut skala waktu yang baik. Mereka memiliki keuntungan tambahan dari membantu untuk melahirkan kolaborasi organisasi yang lebih besar.

13. Mengevaluasi program secara regular
Program TQM yang keluar dari inti TQm atau menjadi keluar rel. Pandangan dan evaluasi reguler perlu menjadi bagian integral dari program. Kelompok pengarah harus menangani pandangan per semester dan tim manajemen senior harus mempertimbangkan laporan mereka dan melakukan monitoring.

V. Mendesain Sistem Kualitas Dalam Pendidikan
Untuk mendesain sistem kualitas dalam pendidikan, perlu melibatkan sejumlah langkah-langkah penting berikut:
1) mengetahui apa yang kamu akan kerjakan,
2) mempertanyakan prosedur dan metode yang kamu gunakan,
3) mendokumentasi apa yang kamu maksudkan,
4) memberikan bukti bahwa kamu menyelesaikan apa yang kamu telah lakukan22.
Sementara itu, sistem jaminan kualitas pendidikan harus berisi elemen-elemen berikut 23:

1. Pengembangan institusi atau rencana strategis
Ini memberikan visi jangka panjang dari institusi dan memberi konteks dimana program dapat dilaksanakan. Ini mendefinisikan pasar dan budaya yang diharapkan. Ini adalah penting untuk mengembangakn pelayanan yang berkualitas karena hanya perencanaan yang dapat memberikan perspektif jangka panjang sehingga penting di dalam pemberian layanan kualitas secara terpadu.

2. Kebijakan kualitas
Ini mempersiapkan standard untuk program-program utama dan bisa berisi statemen dari penamaan pembelajar. Kebijakan ini adalah statemen umum dari komitmen insitusi kepada kustomernya, baik internal maupun eksternal.

3. Tanggungjawab manajemen
Ini menyusun peran dari lembaga yang memerintah, dan tim manajemen senior dan tanggung jawabnya. Ini mendefinisikan dimana anggota dari tim senior memikul jabatan kualitas.

4. Pengorganisasian kualitas
Garis besar ini meliputi tanggung jawab dari kelompok pengarah kualitas, representasi dan pertanggung jawaabannya. Badan ini diperlukan untuk mengarahkan permulaan kualitas, mengatur transformasi budaya, mendukung inisiatif di dalam departemen dan untuk memonitor perkembangan inisiatif.

5. Pemasaran dan publisitas
Sebuah institusi harus memberikan potensi yang dimiliki kustomer dengan informasi tentang apakah itu memajukan program-program belajar. Informasi ini perlu untuk menjadi terdokumentasikan secara jelas dan pasti. Cara pemasaran bisa menggunakan leaflet, brosur, dan sebagainya, harus jelas dan akurat dan diperbaharui secara reguler.

6. Penyelidikan dan pendaftaran
Ini adalaha tahap kunci di dalam karir banyak pembelajar. Advis yang benar pada tahap ini adalah vital, sebagai tahap selamat datang dan memberi kepercayaan pada pelamar. Prosedur masuk organisasi harus diatur secara baik. Sistem yang perlu terdokumentasikan, antara lain: inisial pelamar, wawancara dan seleksi, petunjuk, akreditasi belajar sebelumnya yanglayak, dan hasil dari rencana tindakan individual.

7. Wisuda/pelantikan
Program wisuda/pelantikan murid yang baik dan terstruktur dengan maksud komunikasi yang jelas adalah penting untuk memperkenalkan pembelajar pada institusi, yang meliputi etos, gaya dan metode belajarnya

8. Pelahiran kurikulum
Ini adalah tingkatan dimana sistem adalah vital. Metode belajar perlu diatur sedemikian rupa sehingga dan diikuti untuk setip aspek program. Jenis informasi yangperlu menjadi bagian dari ini, antaralain: silabus, kepatuhan, skema kerja, pencatatan kerja, pencatatan penilaian, rencana tindakan, dan pencatatan prestasi. Pencatatan kesalahan dan kinerja rata-rata berikutnya dan tindakan yang benar harus didokumentasikan.

9. Bimbingan dan konseling
Ini dapat mengambil bentuk aspek yang integra dari kurikulum atau layanan tambahan. Apa saja layanan perlu dikomunikasikan. Ini bisa menjadi petuntuk tentang kakrir atau pendidikan yang lebih tinggi, atau transfer insitusi lain atau program studi lain.

10. Manajemen pembelajaran
Proses aktual dari kurikulum dan manajemen program perlu dispesifikasi, termasuk ranacangan untuk teamwork. Aturan di dalam tim, tanggung jawab dan tingkat otoritasnya juga dapat jabarkan. Laporan dari penguji eksternal, moderator dan pemverivikasi akan memberikan bukti-bukti penting, dimana terdapat kualitas manajemen belajar.

11. Desain kurikulum
Termasuk dokumentasi maksud dan tujuan setiap program, dan spesifikasi program. Spesifikasi program dapat mengambil bentuk silabus atau dokumen kurikulum yang valid. Apa yang perlu di dalamnya, dimana yang relevan, adalah keterangan yang diperlukan dari program dan sunber-sumber dapat diberikan.

12. Staffing, training dan pengembangan
Staf dari banyak lembaga perlu dipandang berkompeten untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Sistem kualitas akan perlu secara detail proses seleksi dan rekruitmen, induksi dan syarat-syarat dimana kompetensi dan motivasi dinilai dan kebijakan untuk pengembangan karir. Pengembangan staf memerlukan perencanaan institusi dan proses analisis dan sistem monitoring dan evaluasi efektivitas program training dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

13. Kesempatan yang seimbang
Institusi akan memerlukan kebijakan kesempatan seimbang dan metode serta prosedur untuk mencapai tujuan yang ada termasuk kebijakan. Kebijakan kesempatan yang ada perlu penerapan secara seimbang untuk staf dan murid.

14. Monitoring dan evaluasi
Putaran umpan balik adalah vital untuk penilaian dan penegasan kualitas. Sistemn kualitas perlu dokumen mekanisme evaluasi bahwa institusi memiliki tempat untuk memonitor prestasi individual dan kesuksesan program-programnya. Partisipasi pembelajar di dalam penilaian perkembangan dan pengalamannya dari program adalah elemen penting di dalam evaluasi. Metode yang dipakai harus termasuk pencatatan prestasi, review pertemuan, kuesioner dan audit internal. Apasaja metode yangdipakai harus cocok dengan proses.

15. Perancangan administrasi
Insitusi memerlukan dokumen prosedur administrative termasuk pendaftaran, rekaman pembelajar, jadwal, kesehatan dan prosedur keselamatan, masuk ujian dan hasilnya, dan sistem keuangan. Proses dokumentasi adalah penting, walaupun ini perlu untuk menspesifikasi dikumen-dokumen pokok dan statusnya agar dapat menjaga perkembangan birokrasi.

16. Review organisasi
Institusi harus memiliki alat-alat evaluasi kinerja secara total. Ini bisa ditangani oleh penilai eksternal. Tetapi, institusi juga bisa menentukan untuk menangani audit organisiasi. Staf dapat menlai area lain daripada diri mereka sendiri. Orang luar dapat dilibatkan dalam audit. Sistem review pembanding dapat membangun kepercayaan diri dan trust, dan dapat sebagai pengembangan staf yang signifikan. Mekanisme perlu dikembangkan untuk mendapatkan hasil auditing kembali ke dalam proses perencanaan strategis.
VI. Penutup
Pendekatan kualitas terpadu, apakah memakai TQM atau tidak, memilki urgensi untuk mengembangkan kesehatan organisasi di masa depan dan untuk keberlanjutan institusi-termasuk di institusi pendidikan. Identitas yang jelas, standar yang baik dan penangan kustomer yang baik adalah ciri-ciri penting dari institusi yang baik.
Institusi perlu untuk menghasilkan pendekatan yang integrative dan koheren terhadap manajemen kualitas yang menggunakan komitmen dan kemauan baik dari staf. Motivasi, keahlian dan antusiasme merupakan tiga hal yang dapat menjamin kualitas, bukan penilaian dan pengawasan. Program perbaikan kualitas harus melibatkan semua komponen yang bekerja di dalam organisasi. Setiap orang bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan, apakah mereka manajer, guru atau staf di dalam mendukung peran.
Komitmen dari staf dan semua stakeholder ke dalam perbaikan adalah aspek utama dari TQM. Sistem kualitas harus menjadi kendaraan untuk membantu staf menyelesaikan problem yang dimilikinya, bukan alat untuk mengontrol mereka. Memang cukup mudah menjadikan sistem kualitas sebagai alat untuk mengontrol daripada menjadikannya sebagai media untuk perbaikan. Penting diingat bahwa orang mengembangkan kualitas dan untuk menjaminnya adalah ada alat-alat praktis untuk memberikan pencapaian prestasi mereka. Karean itu, para ahli pendidikan perlu menjaga pemahaman bahwa pesan kualitas sebenarnya adalah sangat sederhana. Kulitas adalah memperlakukan sesuatu yang tertata secara baik.
Tidak ada insitusi yang dapat membeli TQM. Organisasi harus membiasakan diri sehingga ia menjadi harmonis dan mengembangkan budaya yang telah eksis. TQM harus dikembangkan dari praktek budaya yang baik di dalam institusi. Dengan begitu, maka kualitas akan berkembang di dalam institusi pendidikan.
Perlu dicatat bahwa TQM bukanlah sesuatu yang bisa diperkenalkan satu malam. Tidak ada penyembuhan yang tiba-tiba atau dengan kekuatan gaib. TQM bukan sesuatu yang akan memberikan kesuksesan secara instan, dan bukan penyelesaian semua problem. Penerapan TQM harus melalui kesulitas-kesulitan dan tantangan-tantangan baru. TQM adalah proses yang pelan-pelan dan kemanfaatan jangka panjang. Dengan pendekatan TQM, iklim organisasi memang tidak akan terbentuk secara langsung, tetapi akan establish dalam proses waktu yang lama, ia akan memiliki kekuatan otomatis untuk survival.

Yogyakarta, 17 September 2007

Biodata Penulis

Khamim Zarkasih Putro, lahir di Kebumen 27 Februari 1962. Pendidikan S-1 diselesaikan di Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) tahun 1986. Sementara pendidikan S-2 dari Program Studi Ketahanan Nasional UGM selesai tahun 2003. Sekarang ini menjadi Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (APTAIS) Yogyakarta, Direktur PGTKI “Bina Insan Mulia” Yogyakarta, Dosen Luarbiasa di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, STEI Hamfara, dan STIKES Aisyiyah Yogyakarta serta anggota Redaksi Jurnal Studi Islam Mukaddimah Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY dan masih aktif menjadi PNS di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
M. Mahlani, lahir di Purworejo, 25 April 1967. Pendidikan S-1 dari Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga. Profesi yang ditekuni sekarang, selain menjadi Islamic Counsellor di Departemen Agama Kota Yogyakarta. juga menjadi Sekretaris Eksekutif di BIMASENA Training Center, sekaligus sebagai Trainer di lembaga tersebut. Karir keorganisasian terakhir ketika mahasiswa pernah menjadi Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta tahun 1993-1994 dan Wakil Ketua Senat Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga tahun 1992-1994. Di samping aktif menekuni dua profesi sebagai PNS dan trainers, suami dari Alina Fiftiyani Nurhanah, SS (Guru SD Muhammadiyah Condong Catur), sekarang juga aktif menjadi sekretaris Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia wilayah Yogyakarta Besar.


Readmore »»

PP No 3 tahun 2008

bagi yang kesulitan download dlm bentuk Pdf. ini saya berikan PPnya dalam format doc, tinggal copy paste but gak terlalu rapi, so edit aja sendiri...:)


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2008
TENTANG


PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007
TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN
HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan hutan,
perlu mengubah beberapa ketentuan dalam pengaturan
tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
serta pemanfaatan hutan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;

Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Un dang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4696);



MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG
TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN
HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfatan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4696), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 6 ditambah 1 (satu) ayat baru, yakni ayat
(3), sehingga keseluruhan Pasal 6 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 6

(1) KPH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan
dalam satu atau lebih fungsí pokok hutan dan satu
wilayah administrasi atau lintas wilayah administrasi
pemerintahan.
(2) Dalam hal satu KPH, dapat terdiri lebih dari satu
fungsi pokok hutan, penetapan KPH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan fungsí yang
luasnya dominan.
(3) Ketentuan mengenai tata cara penetapan KPH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

2. Ketentuan Pasal 7 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diuba h
dan ditambah 1 (satu) ayat baru, yakni ayat (4), sehingga
keseluruhan Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7
(1) Menteri menetapkan luas wilayah KPH dengan
memperhatikan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
hutan.

(2) Penetapan luas wilayah KPH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan pada kawasan hutan setelah
tahap penunjukan, penataan batas, atau penetapan
kawasan hutan.

(3) Luas wilayah KPH yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), apabila terjadi perubahan
kebijakan tata ruang dan/atau kebutuhan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
hutan, dapat ditinjau kembali.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan
luas wilayah KPH sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Menteri.

3. Ketentuan Pasal 8 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (6)
diubah dan ketentuan ayat (4) dan ayat (5) dihapus,
sehingga keseluruhan Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Menteri menetapkan organisasi KPHK, KPHL, dan
KPHP.
(2) Penetapan Organisasi KPHL dan KPHP, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan:
a. usulan dari pemerintah provinsi, dalam hal KPHP
atau KPHL berada dalam lintas kabupaten/kota;
b. usulan dari pemerintah kabupaten/kota, dalam hal
KPHP atau KPHL berada dalam kabupaten/kota;
c. pertimbangan teknis dari pemerintah provinsi.
(3) Pertimbangan teknis dan usulan penetapan organisasi
KPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan berdasarkan pada norma, standar, prosedur
dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.
(4) Dihapus.
(5) Dihapus.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan organisasi,
pertimbangan teknis dan usulan penetapan organisasi
KPH, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
diatur dengan peraturan Menteri.

4. Ketentuan Pasal 13 ayat (1) diubah, sehingga keseluruhan
Pasal 13 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 13

(1) Berdasarkan hasil kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2), disusun rencana pengelolaan
hutan, yang dilakukan dengan:
a. mengacu pada rencana kehutanan nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota; dan
b. memperhatikan aspirasi, nilai budaya masyarakat
setempat, serta kondisi lingkungan.
(2) Rencana pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. rencana pengelolaan hutan jangka panjang; dan
b. rencana pengelolaan hutan jangka pendek.
(3) Rencana pengelolaan hutan jangka panjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun
oleh kepala KPH.
(4) Rencana pengelolaan hutan jangka panjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), memuat unsur-
unsur sebagai berikut :
a. tujuan yang akan dicapai KPH;
b. kondisi yang dihadapi; dan
c. strategi serta kelayakan pengembangan
pengelolaan hutan, yang meliputi tata hutan,
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan
hutan dan konservasi alam.
(5) Rencana pengelolaan hutan jangka pendek,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disusun
oleh pejabat yang ditunjuk oleh kepala KPH.
(6) Rencana pengelolaan hutan jangka pendek
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), memuat unsur-
unsur sebagai berikut:
a. tujuan pengelolaan hutan lestari dalam skala KPH
yang bersangkutan;
b. evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya;
c. target yang akan dicapai;
d. basis data dan informasi;
e. kegiatan yang akan dilaksanakan;


f. status neraca sumber daya hutan;
g. pemantauan evaluasi, dan pengendalian kegiatan;
dan
h. partisipasi para pihak.
(7) Rencana pengelolaan hutan jangka pendek disusun
berdasarkan rencana pengelolaan hutan jangka
panjang.

5. Ketentuan Pasal 14 ayat (1) diubah, sehingga keseluruhan
Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 14

(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk, mengesahkan
rencana pengelolaan hutan jangka panjang yang
disusun oleh kepala KPH sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (3).
(2) Kepala KPH mengesahkan rencana pengelolaan hutan
jangka pendek yang disusun oleh pejabat yang
ditunjuk oleh kepala KPH sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5).

6. Ketentuan Pasal 25 ayat (3) dan ayat (4) diubah dan di
antara ayat (3) dan ayat (4) disisipkan 1 (satu) ayat baru,
yakni ayat (3a), sehingga keseluruhan Pasal 25 berbunyi
sebagai berikut:

Pasal 25

(1) Pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan lindung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf
b dilakukan, antara lain, melalui kegiatan usaha:
a. pemanfaatan aliran air;
b. pemanfaatan air;
c. wisata alam;
d. perlindungan keanekaragaman hayati;
e. penyelamatan dan perlindungan lingkungan; atau
f. penyerapan dan / atau penyimpan karbon.
(2) Kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkungan pada
hutan lindung, dilakukan dengan ketentuan tidak:)

Readmore »»

PP No 74 tahun 2008

PP No 74 ini Yesi letakkan di sini karena pengalaman kemarin waktu download dalam format Pdf lumayan susah, lumayan lama. Maka ini setelah di konverter ke doc, saya masukkan, mungkin ada orang yang sama tujuannya mau download PP 74 tahun 2008 namun susah, nah kalo udah di masukin di blog seperti ini kan gampang, tinggal copy paste...


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 74 TAHUN 2008
TENTANG

GURU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2),
Pasal 11 ayat (4), Pasal 13 ayat (2), Pasal 14 ayat (2),
Pasal 16 ayat (4), Pasal 18 ayat (4), Pasal 19 ayat (3),
Pasal 21 ayat (2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 25 ayat (2),
Pasal 26 ayat (2), Pasal 28 ayat (5), Pasal 29 ayat (5),
Pasal 35 ayat (3), Pasal 37 ayat (5), dan Pasal 40 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Guru;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG GURU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

















- 2 -

2. Kualifikasi Akademik adalah ijazah jenjang pendidikan
akademik yang harus dimiliki oleh Guru sesuai dengan
jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat
penugasan.
3. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
untuk Guru.
4. Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada Guru sebagai tenaga
profesional.
5. Gaji adalah hak yang diterima oleh Guru atas
pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau
satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara
berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Organisasi Profesi Guru adalah perkumpulan yang
berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh Guru
untuk mengembangkan profesionalitas Guru.
7. Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama
adalah perjanjian tertulis antara Guru dan
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban
para pihak dengan prinsip kesetaraan dan kesejawatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
8. Guru Tetap adalah Guru yang diangkat oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, penyelenggara
pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka
waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus-
menerus, dan tercatat pada satuan administrasi
pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah
serta melaksanakan tugas pokok sebagai Guru.
9. Guru Dalam Jabatan adalah Guru pegawai negeri sipil
dan Guru bukan pegawai negeri sipil yang sudah
mengajar pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
maupun penyelenggara pendidikan yang sudah
mempunyai Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja
Bersama.
10. Pemutusan Hubungan Kerja atau Pemberhentian Kerja
adalah pengakhiran Perjanjian Kerja atau Kesepakatan
Kerja Bersama Guru karena suatu hal yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
Guru dan penyelenggara pendidikan atau satuan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.


11. Taman . . .

















- 3 -

11. Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK
adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan Anak Usia
Dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak
berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
12. Raudhatul Athfal yang selanjutnya disingkat RA dan
Bustanul Athfal yang selanjutnya disebut BA adalah
salah satu bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini
pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi
anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam)
tahun.
13. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur
pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan
menengah yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan yang berbentuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat
serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan
pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau
bentuk lain yang sederajat.
14. Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
Pendidikan Dasar.
15. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disingkat MI
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada
jenjang Pendidikan Dasar.
16. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat
SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.
17. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada
jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.



18. Pendidikan . . .

















- 4 -

18. Pendidikan Menengah adalah jenjang pendidikan pada
jalur pendidikan formal yang merupakan lanjutan
Pendidikan Dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas,
Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan
Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain yang
sederajat.
19. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat
SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang Pendidikan Menengah sebaga i lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP atau MTs.
20. Madrasah Aliyah yang selanjutnya disingkat MA adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam
binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada
jenjang Pendidikan Menengah sebaga i lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP atau MTs.
21. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat
SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan
dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP atau MTs.
22. Madrasah Aliyah Kejuruan yang selanjutnya disebut
MAK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal dalam binaan Menteri Agama yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan
Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
23. Sarjana yang selanjutnya disingkat S-1.
24. Diploma Empat yang selanjutnya disingkat D-IV
25. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
26. Pemerintah Daerah adalah pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota.


27. Masyarakat . . .

















- 5 -

27. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia
non Pemerintah yang mempunyai perhatian dan
peranan dalam bidang pendidikan.
28. Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau
terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,
atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.
29. Departemen adalah departemen yang menangani
urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan
nasional.
30. Menteri adalah menteri yang menangani urusan
pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional.

BAB II
KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI

Pasal 2
Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi,
Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

Bagian Kesatu
Kompetensi

Pasal 3
(1) Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
(2) Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
(3) Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersifat holistik.


Readmore »»

Mati!!! Sebuah Kepastian

Cacatan bungsu : Nih dari teman, ” Rulli Indrawan” bagus buat bungsu baca2, dan juga mungkin ada teman lain yg mau menambah wawasan agama kayak saya boleh ni dibaca. Semoga Bermanfaat! Terutama buat pribadi bungsu.

بسم الله الرحمن الرحيم

Ingat, suatu saat nafas ini akan diambil kembali Oleh pemiliknya, apakah bekal yg kita bisa bawa saat itu?

رسول الله صلى الله عليه و سلم بمنكبي فقال: كن في الدنيا كأنك

غريب، أو عابر سبيل وكان ابن عمر - رضي الله عنهما - يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata:

“Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)


Sungguh Di Dunia ini kita ini Hanya Sementara & Akhirat Lah Tempat Yg Sebenarannya… Jgn Sia-Sia Kan Waktu Mu dengan Hal2 Yg Tidak Berguna Kesenangan Dunia, Fitnah bagi Umat Ini Kesenangan Dunia,Fitnah bagi Umat Ini Sebagaimana Allah berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Dunia itu Terlaknat! Teman2, mari bersama kita renungkan hadits berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

{ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ }

“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.

” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan). Kaitkanlah Hatimu dengan Akhirat Saudaraku yg aku cintai, jangan jadikan hatimu terkait dengan dunia, jangan sampai dunia masuk ke dalam hatimu dan bercokol di dalamnya, teladanilah generasi terbaik umat ini, mereka menggenggam dunia, namun cukup sampai di situ dan tidak merasuk ke dalam hati. Maka jadilah mereka generasi yang mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kehidupan akhirat, dunia sebatas di genggaman mereka sehingga mudah dilepaskan, mudah untuk diinfakkan di jalan Allah. Adapun kita wahai kaum muslimin, aina nahnu min haaulaai (di manakah kedudukan kita jika dibandingkan mereka)? Di mana?! Tentu sangat jauh dari mereka Oleh karena itu wajib bagi diriku dan dirimu untuk merenungi sekali lagi bahkan senantiasa merenungi apakah tujuan kita diciptakan di dunia ini. Sangat mengherankan jika seorang muslim telah mengetahui tujuan penciptaannya kemudian lalai dari hal tersebut, bukankah inilah puncak kedunguan?! Sekali lagi, mari kita senantiasa mengaitkan amalan kita dengan akhirat, jika anda seorang yang mempelajari ilmu dunia, maka niatkanlah untuk akhirat, niatkanlah bahwa dirimu dengan ilmu tersebut akan membantu kebangkitan kaum muslimin Jika anda seorang pengajar, dosen atau semisalnya, maka niatkanlah aktivitas mengajar anda untuk akhirat dan kebangkitan kaum muslimin, demikian juga seluruh profesi, maka niatkanlah untuk akhirat.

Bagi Temen2 yg ingin Memcari,Tanya Jawab,Konsultasi Anda Dapat Membuka Website2 Di Bawah ini: Jilbab (http://www.jilbab.or.id/) Majalah Nikah (http://majalah-nikah.com/) Muslim.or.id (http://www.muslim.or.id/) Muslimah.or.id (http://www.muslimah.or.id/) Villa Baitullah (http://vbaitullah.or.id/)

Readmore »»

REMAJA DAN MUSIK

Posted by: putribungsu85 on: Februari 9, 2009

* In: Remaja
* Comment!

Susahnya kalo lagi download mp3 Nasyid kok gak banyak yg suka upload lagu-lagu religi. Namun jangan tanya jika kamu mencoba download lagu anak-anak muda zaman sekarang, wuih halaman pertama penuh dengan lagu2 picisan…
Ada apa dengan generasi sekarang?
Ada apa sebenarnya yang terjadi?
Pernahkah kamu melihat banyak sekali wanita-wanita berjilbab berjingkrak-jingkrak tak sadarkan diri pada saat mengikuti sebuah realiti show yg sudah tidak tahu aturan, yang sudah tidak ada batasan.
Menampilkan artis-artis wanita seronok, berbusana bak di kamar mandi
Bedandan kayak banci, menor, make up sana-sini.
Huuuuh!
Acara televisi juga menampilkan acara-acara yang tidak bermanfaat sama sekali…hanya sedikit saja dari acara-acara yang menyajikan tontonan bermanfaat, lalu akan dibawa ke mana moral bangsa ini?
Akan di buat apa generasi zaman sekarang yang hanya senang hura-hura….
Kenapa banyak sekali manusia sekarang yang sengaja seperti dan seolah-olah tanpa ada rasa salah menjauh dari Tuhan?
Menjauh dari Pemilik Kehidupan ini?
Sadarlah hai Saudara-saudaraku…
Hidup ini hanya sekali
sedetik nafas fikiran dan perbuatanmu tercatan dan akan dipertanggung jawabkan kelak di Hari Pembalasan…
Betapa sangat disayangkan jilbabmu melayang-layang mengikuti alunan lagu tak bermanfaat…
Semoga semuanya akan segera berubah….
Yesi Sepriani



Readmore »»

FENOMENA PONARI

Betapa ironisnya di tengah perkembangan zaman, ditengah arus kehidupan yg semakin canggih saat ini, masih begitu banyak masyarakat yang masih percaya sama dukun... Lalu di manakah iman itu berada?
Mengapa begitu mudah manusia dipengaruhi oleh hal-hal yang gak logis.

Ataukah, ini adalah bentuk ketidakpuasan masyarakat, terutama masyarakat kecil terhadap layanan kesehatan.
Sebegituparahkah kemerosotan moral bangsa ini?
Rela antri berdesak-desakan hanya untuk mendapatkan air dari batu Ponari yang KONON KATANYA memiliki khasiat menyembuhkan....?

Lalu kemana mata para pemimpin di arahkan...?
Hal sepele kelihatannya, namun betapa besar sindiran buat negara ini?
Kemana masyarakat labih mempercayai untuk berobat? Puskesmas? Rumah Sakit? Dukun? ya dukun lebih banyak diminati... maka berkacalah sekali lagi berkacalah para pemimpin... dan introspeksi diri... mengapa ini terjadi...
juga saudara2ku, mantapkanlah iman di hati..sesungguhnya hanya Allah yang Maha Menyembuhkan....mengapa harus ke dukun?

Semoga semuanya cepat berubah untuk kebaikan....


Readmore »»

Selasa, 24 Februari 2009

TAKDIR (OPICK FEAT MELLY. G)

Di hempas gelombang
Di leparkan angin
Terkisah bersedih
Bahagia di indah dunia yang berakhir sunyi
Langkah kaki di dalam rencana_Nya

Semua berjalan dalam kehendak-Nya
Nafas hidup cinta dan segalanya
Dan tetaplah takdir menjalani
Segala kehendak-Mu ya Rabbi
Kuberserah kuberpasrah
Hanya pada-Mu ya Rabbi

Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti (hilang dan berganti)

Bila mungkin hampa dirasa
Mungkinkah hati merindukan Dia
Karena hanya dengan-Nya hati tenang
Damai jiwa dan raga………….



Readmore »»

ANTARA DUA CINTA "SAUJANA"

Apa yang ada jarang disyukuri
Apa yang tiada sering dirisaukan
Nikmat yang diberi baru kan terasa
Bila hilang di dalam genggaman

Apa yang diburu timbul rasa jemu
Bila sudah di dalam genggaman
Dunia ibarat air laut
Diminum hanya menambah haus
Nafsu bagaikan fatamorgana
Indah di mata namun tiada
Panas yang membaham disangka air
Dunia dan nafsu bagai baying-bayang
Dilihat ada ditangkap hilang

Tuhan deraikanlah dunia
Yang mendiam di dalam hatiku
Karena di situ tidak ku mampu
Mengumpul dua cinta
Hanya cinta-Mu kuharap tumbuh
Dibajak dibantai nafsu yang kubunuh


Jangan pernah melupakan semua nikmat yang telah kamu terima, perbanyak bersyukur dan mengingat kemurahan-Nya...
Jangan memburu nafsu dunia, karena itu tidak akan membuat manusia bahagia di akhirat nanti....
Lagu yang sangat menyentuh dan membuat hati ini terketuk untuk selalu bersyukur

Readmore »»